
QUOTE:
Kita membuang Rp 1,5 milyar receh setiap hari

Kita membuat mereka betah di jalan. Perhitungan matematis di atas menimbulkan satu pertanyaan ironik yang besar. Bisa jadi kitalah yang membuat anak-anak itu betah berada di jalan. Dengan mengamen, mengemis, menyapukan kemoceng di atas dashboard mobil, atau menyodorkan amplop sumbangan - satu anak jalanan usia SD bisa memiliki penghasilan yang beda tipis dengan lulusan diploma. Begitu mudah bagi mereka. Tanpa perlu capek-capek sekolah, susah-susah melamar kerja, toh hasilnya hampir sama: jajan, main dingdong, dan setoran.
Tanpa maksud menggurui, Sahabat Anak sepakat dengan salah satu program UNICEF, yakni berhenti memberi uang kepada anak-anak jalanan. Dari sekian penelitian yang dilakukan sejumlah LSM, uang yang diperoleh anak-anak marjinal ini, sebagian besar tidak mendukung peningkatan kesejahteraan mereka. Jajan, ada di peringkat pertama; main dingdong atau permainan elektronik lainnya, menjadi pilihan kedua; terakhir, setoran ke orang tua atau inang/senior sebagai pelindung mereka di jalanan. Jadi, bocah-bocah berpenampilan kumuh ini pun tetap miskin, tetap terancam putus sekolah, dan tetap berkeliaran di jalan.
Siapkan biskuit, permen, susu kotak. Setelah memahami penjelasan di atas, keputusan dikembalikan kepada Anda semua. Mari, menjadi sahabat anak yang tidak memanjakan, tapi melakukan tindakan serta bantuan yang langsung bisa mereka nikmati. Sebagai pengganti uang receh, berikan mereka nutrisi bergizi atau barang layak pakai. Mulai sekarang, sediakan dalam tas atau mobil Anda: biskuit, permen, buah, susu kotak/botol, atau barang-barang bermanfaat lainnya - yang langsung bisa diberikan saat tangan-tangan kecil itu menengadah di dekat Anda.
UNQUOTE
(Source: Sahabat Anak)
4 comments:
Thanks for the post. I really agree with this idea. Streets are not children's playgound.
It's what's happening when tourists go to other developing countries too, there are more recommendations to give a pencil, pen or notebook rather than money...even as little as your left-over cents in your wallet, it'll encourage those kids to stay on the street instead. What we've been doing is rewarding this begging behavior than discouraging it. I think what Sahabat Anak is promoting is a good thing for those Jabotabek kids/beggars..., but then what if they'll sell what you're giving to get the money instead at the end? :-)
Thanks for the info, Nad...
For more information about Sahabat Anak, please visit http://www.sahabatanak.com
u-din, maya and gildas, thank you all.
Post a Comment